Pendahuluan
Media massa sebagai alat komunikasi, media massa dalam cangkupan pengertian
komunikasi massa adalah radio, surat kabar, majalah, televisi dan film. Tanpa
adanya emosi di dalam media massa juga akan sangat membosankan. Emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Film memiliki
kesanggupan untuk memainkan ruang dan waktu serta mengembangkan dan
mempersingkat secara bebas dalam batasan wilayah yang cukup lapang. Dengan
adanya media massa penyebaran informasi lebih mudah dan cepat (Sobur,
2009:14). Jangkauan film semakin meluas seiring berkembangnya waktu dan
dapat dinikmati oleh siapapun tanpa batasan usia. Film dibedakan menurut
sifatnya, yang umumnya terdiri dari jenis-jenis film antara lain : film cerita (story
film), film berita (newsreel), film dokumenter dan film animasi (animation film).
Salah satunya film animasi sebagai genre film yang berfungsi sebagai media
sarana untuk anak-anak yang dikemas secara menarik, lucu dan unik. Namun
seiring berjalannya waktu, industri film animasi turut memperluas ruang gerak
dalam film animasi baik dari segi penceritaan, gambar (visual), dan tema sehingga
segmen penontonnya semakin meluas yang tidak hanya untuk anak-anak yang
dijadikan tujuan utamanya. Sifat film yang imajinatif dan kreatif dapat
menjadikan industri film sebagai “Industri yang dibangun dari mimpi” (Biagi,
2010:169).Imajinasi yang tinggi sangat dibutuhkan bagi sutradara dalam
pembuatan film untuk dijadikan sebagai bentuk komunikasi dalam penyampaian
pesan untuk memaknai tanda.
Film animasi Inside Out karya Disney- Pixar Animation di tahun 2015 ini
merupakan film yang menceritakan tentang anak perempuan yang berusia 11
tahun bernama Riley Anderson. Riley memiliki berbagai emosi yang ada didalam
tubuhnya. Dalam pikiran Riley terdapat lima karakter emosi yaitu joy, sadness,
anger, fear dan disgust. Kelima karakter emosi tersebut cukup mewakili
3
pemaknaan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Film ini disutradarai
oleh Pete Docter yang terinspirasi dari anak perempuannya. Dalam menikmati
film Inside Out penonton akan diajak untuk melihat isi kepala Riley (Riley mind).
Karakter emosi dasar ini yang akan diteliti lebih lanjut oleh peneliti untuk
menggali lebih dalam menggunakan analisa semiotika.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui representasi emosi dasar dalam film animasi Inside Out.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik
untuk mengungkap makna emosi dasar dalam film. Analisis semiotik digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis semiotik Roland Barthes yang melihat makna
denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
wujud makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam representasi emosi dasar di film
Inside Out. Hasilnya berasal dari tanda dominan dalam memotong adegan yang
diambil dengan kriteria yang ditentukan seperti fisik dan pakaian (fashion). Dalam
versi karakter emosi joy (kebahagiaan) digambarkan dengan warna kulit kuning
terang dan model rambut pendek dengan warna biru. Karakter emosi sadness
(sedih) memiliki warna kulit biru. Karakter emosi anger (marah) memiliki warna
kulit merah. Karakter emosi fear (takut) memiliki warna kulit ungu. Dan terakhir
karakter emosi disgust (jijik atau benci) memiliki warna kulit hijau.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana emosi dasar
dipresentasikan di dalam film Inside Out dengan menggunakan pendekatan
semiotika Roland Barthes.
2. Bagaimana emosi dasar
dipresentasikan di dalam film animasi melalui tiga pendekatan yakni konotasi,
denotasi dan mitos.
3. Bagaimana emosi dasar dipresentasikan dalam film animasi.
Pembahasan
Untuk menjelaskan bagaimana emosi dasar dipresentasikan di dalam film
berdasarkan kriteria fisik (penampilan) dan pakaian (fashion). Dari scene-scene
yang menampilkan representasi emosi dasar dalam film Inside Out tersebut akan
dianalisis menggunakan pemaknaan aspek konotasi, denotasi dan mitos. Konotasi
mengungkapkan makna yang tersembunyi di balik tanda yang tersirat dalam
sebuah hal. Denotasi menurut Berger yakni makna khusus yang terdapat dalam
sebuah tanda dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah petanda
(Sobur 2003). Penelitian ini dapat dilihat dari potongan scene yang menjelaskan
tentang bagaimana emosi dasar dipresentasikan di dalam film berdasarkam
kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti. Lima karakter emosi dasar dalam
film Inside Out yaitu Joy (Kebahagian), Sadness (Kesedihan), Anger
(Kemarahan), Disgust (Kebencian) dan Fear (Ketakutan). Terdapat bagian kriteria penting yang akan menjelaskan bagaimana emosi dasar dipresentasikan
dalam film, yaitu sebagai berikut :
1. Joy
Karakter emosi Joy sebagai
karakter yang ceria, optimis dan selalu berusaha mencari kesenangan
dalam segala situasi. Salah satu ciri penampilan fisik joy yang ditampilkan
untuk mempresentasikan emosi dasar kebahagian dalam film animasi
Inside Out yakni memiliki postur tubuh yang tinggi serta langsing, berkulit
kuning terang, mata berbinar-binar dan rambut pendek berwarna biru.
Postur tubuh yang tinggi digambarkan sebagai karakter yang lincah
(Rusianti & Legowo, 2015).
2. Sadness
Karakter sadness ingin menunjukkan sebagai karakter yang selalu
mudah putus asa atau tidak memiliki semangat yang tinggi seperti karakter
18
lainnya. Dapat dilihat dari bentuk pakaian yang menggenakan sweater
rajut yang dipadupadankan dengan celana jeans serta flat shoes yang
berwarna senada dengan warna kulit karakter sadness dapat menimbulkan
pemaknaan bahwa karakter sadness merupakan karakter yang selalu dingin
akan sekitarnya atau selalu merasa sedih di setiap keadaan. Goanga,
seorang psikolog warna awal abad ke-20 menjelaskan bahwa warna biru
berartikan dengan adanya kesediha (Kress, 2002). Makna konotasi warna
biru juga diartikan sebagai perasaan dramatis (Kadek, 2017).
3. Anger
Bisa dilihat dari gambar karakter anger mengenakan kemeja
pendek dipadupadankan dengan dasi dan celana panjang coklat
dipadupadankan dengan aksesoris ikat pinggang. Warna putih kemeja
dimaknai dengan warna kesempurnaan, warna coklat celana panjang dan
warna abu-abu untuk celana dan alas kaki dimaknai dengan formal dan
elegan (Anggrahaeni, 2012) dan warna merah untuk aksesoris dasi dapat
menyimbolkan warna seksualitas atau hasrat (Danesi, 2010).
4. Fear
Karakter fear digambarkan mengenakan pakaian kemeja panjang
dipadupadankan dengan rompi rajut serta dasi kupu dan sepatu warna
hitam. Warna ungu pada kemeja yang digunakan karakter fear memiliki
kesan kelembutan. Corak garis pada bentuk pakaian yang digunakan
20
karakter fear adalah selalu berfikir lurus kedepannya.
5. Disgust
Karakter disgust yang menggenakan bentuk pakaian yang
menggambarkan sosok perempuan. Warna hijau pada bentuk pakaian yang
dikenakan karakter disgust memiliki makna sebagai perasaan tidak
nyaman (Kadek, 2017). Corak bunga di dress yang digunakan disgust
menandakan sebagai sosok perempuan yang menyukai keindahan. Warna
hijau tua yang digunakan karakter disgust melambangkan kecemburuan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dilakukan ditemukan bagaimana
merepresentasikan emosi dasar dalam film animasi Inside Out. Karakter emosi
dasar seperti joy (kebahagiaan), sadness (kesedihan) dan disgust (kebencian atau
kejijikan) yang ada dalam film animasi tersebut memiliki ciri fisik dan berpakaian
yang menggambarkan sosok perempuan. Karakter anger (kemarahan) dan fear
(ketakutan) memiliki ciri fisik dan cara berpakaiannya lebih menggambarkan
sosok maskulinitas seorang laki-laki. Laki-laki yang digambarkan di film animasi
Inside Out ini lebih peduli akan penampilannya dan fashionable. Harus disadari bahwa konsep perbedaan representasi emosi bahagia,
sedih, marah, takut dan benci atau jijik dalam film animasi Inside Out
memberikan pemaknaan yang dilihat dari segi fisik (penampilan) dan berpakaian
yang menggambarkan karakter emosi.
Rina Meidiana
202046500102
S4A
Komentar
Posting Komentar