Review Jurnal dengan Pendekatan Semiotika

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Kaligram

Pendekatan: Semiotika

Analisis:

Arti calligramme adalah "Belle ecriture "tulisan indah", berasal dari bahasa Yunani "kallos" indah, dan "gramma" tulisan (Briolet,2002: 96). Jadi yang dimaksud seni kaligram atau jugs bisa disebut sebagai puisi visual atau puisi tipografis adalah suatu sajak atau baris-baris sajak, atau baris-baris kata puitis yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan suatu gambar ( un calligramme : poeme qui prend la forme de l'objet represents). Untuk dapat memahami, menikmati, dan menghargai karya puisi dengan baik, perlu dikaji dari bermacam-macam aspeknya yang berupa aspek bunyi, sintaksis dan semantik. Tetapi sebelum pengkajian aspek-aspek yang lain perlu lebih dahulu puisi dikaji sebagai sebuah struktur yang bermakna estetis. Namun sebelum memahaminya perlu diketahui tentang pengertian puisi itu sendiri. 

Teori: 

Guillaume Apollinaire dalam penyajiannya di halaman buku komposisi tipografi sajak yang ditulis tahun 1925 itu memang sedemikian rapih dan indah serta dengan mudah menampakkan gambar sebuah dasi dan sebuah jam., sesuai dengan judul kaligram tersebut "La Cravate et la montre" dasi dan jam. Seperti yang disitir oleh JeanFrancois Aubaret dalam MAG-arts (Printemps 2003) yang mengupas "la question du dessin Quand icrire, c'est dessiner " (Masalah gambar : Manakala menulis adalah menggambar). Hal mans merupakan penambah keasyikkan dalam menikmati isinya seraya menangkap maknanya yang dalam sekalian kesan-kesan dan hasil puisi visual atau kaligram.

Kesimpulan: 
Sajak yang berbentuk kaligram ini merupakan monolog si aku kepada engkau. Hal ini diperkuat adanya subjek on (kita), kemudian mon Coeur (jantungku) dan akhirnya ton corps (tubuhmu). Si aku ingin menyampaikan pesan yang penting kepada umat manusia tentang hidup sebagai satu perjalanan menuju kematian. Waktu untuk hidup di dunia ini sangat singkat, oleh karena itu gunakan waktu yang pendek ini untuk hal-hal yang bermanfaat dan nikmati hidup ini dengan penuh suka cita. Jadi orang yang berbahagia adalah orang yang memanfaatkan waktu untuk menikmati hidup lepas dari aturan-aturan yang ketat Hidup ini jangan dibebani oleh banyak aturan-aturan yang mengekang kebebasan, dalam bahasa latin ungkapan itu disebut dengan "Carpe Diem" = Mets a profit le jour present. Hal ini tercemin dalam sajak yang berbentuk dasi maupun jam, pemakaian dasi yang mengikat leher menimbulkan rasa sesak, tidal( bisa bemafas legs, jadi harus dilepas. Sedangkan jam merujuk pada hilangnya waktu yang menggambarkan hidup ini adalah sebuah perjalanan menuju Tuhan atau kematian. 




Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Desain Karakter

Pendekatan: Kualitatif dan Studi Dokumentasi

Analisis: 

Desain Karakter Fiksi Desain karakter fiksi dibutuhkan di berbagai segmen terutama pada industri animasi edukatif dan hiburan pada saat ini. Pada segmen edukatif terbukti memberikan manfaat karena media film ini pada umumnya disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar animasi yang menarik. Hal ini dapat merangsang minat mereka untuk belajar dan antusias terhadap cerita yang ditayangkan pada film animasi. Dan pada segmen hiburan, desain fiksi mampu meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui industri kreatif dalam dunia perfilman, video games, dan film-film animasi. 

Teori: 

Teknik Visualisasi desain karakter menggunakan teknik penyederhanaan bentuk figur karakter ke arah kartun dengan pewarnaan blocking dan cell-shading. Penyederhanaan bentuk karakter ke arah kartun dipilih sebab cenderung lebih mudah untuk dipelajari karena esensi dari membuat desain adalah konsep dengan kejelasan citra karakternya. 

Kesimpulan: 
Dunia ilustrasi telah berkembang signifikan dewasa ini. Ditandai dengan munculnya beragam karya yang menggunakan ilustrasi sebagai media komunikasi visual seperti film, animasi, permainan elektronik (games), dan buku cerita bergambar. Perkembangan buku panduan menggambar saat ini di Indonesia kini pun berkembang. Dalam mengerjakan sebuah buku panduan yang memuat beragam karakter pada umumnya ada banyak ilustrator dan desainer yang terlibat. Buku panduan yang telah dirancang ini memberikan referensi mengenai desain karakter fiksi yang dibuat sehingga pembaca memahami konsep dan sumber yang digunakan untuk merancang ilustrasi karakter. Selain itu buku panduan menyediakan ilustrasi-ilustrasi mengenai ragam fitur karakter sehingga pembaca dimudahkan dalam mendesain serta diharapkan agar “tergugah” kreatifitasnya untuk menciptakan karakter-karakter fiksi baru dengan lebih baik. Untuk buku panduan menggambar yang beredar di Indonesia, banyak yang mengambil tema panduan untuk membuat komik dengan gaya ilustrasi tertentu. Sementara untuk buku panduan menggambar karakter fiksi secara spesifik, masih didominasi oleh buku panduan berbahasa asing yang terlihat di segelintir toko buku. namun masih jarang yang dikeluarkan oleh produsen lokal sehingga buku panduan ini akan menjadi keunggulannya dibandingkan dengan buku panduan menggambar lainnya. Akhirnya, semoga karya ini bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan menambah koleksi buku panduan lokal untuk merancang karakter.





Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Logo pada Brand

Pendekatan: Studi Kaji

Analisis: 

Dalam membangun sebuah brand, banyak hal yang harus direncanakan seperti: (1) mendesain identitas visual, yang meliputi logo, kemasan, signage, eksterior dan interior gedung, seragam, company profile, graphic standard manual, dan masih banyak lagi; (2) merancang komunikasi, seperti: iklan, laporan tahunan, public relation, dan sebagainya; dan (3) menetapkan perilaku, yang meliputi: nilai perusahaan, etos kerja, budaya perusahaan, dan lain-lain. 

Teori: 

Dalam Wheeler (2009) disebutkan bahwa makna brand bisa berubah sesuai konteksnya. Kadang brand dapat dimaknai sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang dapat diasosiasikan dengan nama entitas, pengalaman, dan harapan konsumen. Sementara itu, Rustan (2009) secara ringkas mendefinisikan brand sebagai rangkuman pengalaman, dan asosiasi terhadap sebuah entitas. 

Kesimpulan:
Brand adalah aset tak berwujud yang paling bernilai dari sebuah entitas. Oleh karena itu, branding harus digarap dengan serius, termasuk desain logo sebagai pintu masuk yang mencerminkan brand. Logo harus mencerminkan jiwa/kepribadian brand yang diwakilinya. Logo juga harus memiliki keunikan yang dapat membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya. Maraknya praktik layanan logo cepat saji dan murah tidak bisa dianggap enteng. Praktik tersebut menghasilkan logo instan yang generik. Hal ini akan menjadi lingkaran setan yang makin lama makin menjatuhkan nilai logo, dan menghancurkan brand. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, diperlukan kerja sama antara pemilik brand dan desainer. Kesadaran dari kedua belah pihak tersebut harus digugah demi kepentingan bersama.





Rina Meidiana - 202046500102

S4A

Komentar